Patung mentega Cina

itu patung mentega atau mentega, sangat penting untuk perkembangan spiritual Buddha Tibet. Sebagai seni pahatan unik dalam budaya Tibet, seni ini berasal dari agama Bon Tibet dan dianggap sebagai salah satu bunga eksotis dalam harta seni Tibet.

Asal pahatan mentega

Pada 641, ketika Putri Wencheng dari Dinasti Tang menikah dengan Raja Tibet Songtsan Gambo, dia memberikan sebuah patung Sakyamuni, yang kemudian diabadikan dan disembah di Kuil Jokhang.

Untuk menunjukkan rasa hormat mereka, orang-orang Tibet mempersembahkan persembahan di depan Sang Buddha. Sesuai dengan adat istiadat tradisional di India, persembahan kepada Buddha dan bodhisattva dibagi menjadi enam kategori: bunga, dupa Anda, air dewa, Dupa, buah, dan cahaya Buddha.

Namun pada saat itu, semua bunga dan pohon telah mati, sehingga orang Tibet sebagai gantinya membuat karangan bunga mentega.

Patung mentega adalah sejenis mentega cetakan buatan tangan di mana bahan baku utamanya adalah mentega, krim makanan di antara orang Tibet di Cina. Bahan padat, yang lembut dan murni, dengan bau samar, dapat dibentuk menjadi pengerjaan yang hidup, cerah, dan indah.

Awalnya, patung mentega sederhana dan tekniknya sulit. Belakangan, dua institusi didirikan di Biara Taer untuk melatih seniman biksu yang mengkhususkan diri dalam seni ini. Dengan kecintaan terhadap Buddha dan seni, para bhikkhu bekerja keras dan belajar dari satu sama lain untuk mengatasi kelemahan mereka sendiri, sehingga memperkaya seni dalam hal struktur dan isi.

Pembuatan patung mentega cukup unik dan kompleks: Karena mentega mudah meleleh, ia dimodelkan dengan tangan dalam kondisi dingin (biasanya pada hari-hari musim dingin) oleh seniman biksu.

Untuk membuat mentega lebih lembut dan halus, mentega direndam dalam air dingin dalam waktu lama untuk menghilangkan zat yang tidak murni, kemudian mentega diremas menjadi salep. Sebelum patung, seniman harus membasuh diri dan mengikuti ritual keagamaan.

Jadi, mereka mulai membahas masalah patung mentega. Setelah menentukan tema, mereka mengelaborasi konsep, perencanaan, dan desain dari patung mentega tersebut. Selama proses ini, pekerjaan dibagikan kepada para bhikkhu masing-masing. Ketika semua pekerjaan persiapan telah selesai, para seniman memasuki ruangan pada suhu 0 dan mulai membuat patung.


tinggalkan Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Bidang yang harus diisi ditandai dengan *

*

*